Rabu, 15 Desember 2010

KEBUDAYAAN BARAT

Tulisan ini adalah sebuah usaha untuk melihat secara jernih, tentang kebudayaan Barat, yang sedang naik-daun dan berkelindan dengan problematika kehidupan manusia.
Kebudayaan Barat adalah sebuah kebudayaan yang dipromosikan lewat globalisasi. Sebuah kebudayaan yang ternyata bersifat kontradiktif antara unsur kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Itu adalah tesis dari tulisan ini, yang akan dapat lebih jelas dilihat dari uraian-uraian selanjutnya.
Kebudayaan Barat dikatakan kontradiktif, karena beberapa hal yaitu:

Adanya usaha pengeliminiran antar unsur kebudayaan.
Kondisi ini dapat dilihat dari peperangan yang terjadi antara keyakinan dengan sains, keyakinan dengan filsafat, keyakinan dengan seni, keyakinan dengan ekonomi, politik dengan moralitas, moralitas dengan ekonomi, dan lain-lain.
Dapat dilihat, bahwa merupakan suatu hal yang umum diketahui bahwa kondisi tersebut wajar terjadi. Dan bahkan kerap digeneralisir kepada seluruh kebudayaan yang ada di seluruh pelosok bumi. Sehingga muncul anggapan yang naif akibat pencitraan dan kegelapan mata, bahwa sangat sulit untuk menyatukan atau menghentikan peperangan tersebut.
Inilah penyebab yang mungkin membuat Barat membuat sebuah mekanisme pelumpuhan kemampuan mendominasi atau menyerang kepada unsur kebudayaan lain. Lewat pencitraan bahwa di balik segala sesuatu ada kekuasaan, relativitas kebenaran, teologi global, pluralisme agama, anarkis metodologis, Hak Asasi Manusia, dan masih banyak lainnya. Dan usaha tersebut sudah menampakkan pengaruhnya dalam kehidupan seluruh manusia yang terjangkau oleh globalisasi.
Hal lain yang terjadi adalah munculnya sebuah kondisi inferior tentang dua hal dalam kebudayaan yaitu, keyakinan dan moralitas. Dua sisi ini, menjadi sedemikian inferior, sehingga mereka melakukan “bunuh-diri” dengan mereduksi dirinya sendiri menjadi hanya tinggal nilai-nilai universal. Sehingga jalan keselamatan tidak hanya lewat keyakinan yang mereka pegang. Kebudayaan Barat menjadi kebudayaan yang lahir sebagai sintesa bagi kebudayaan Kristen-Romawi – meskipun masih mengambil beberapa peringatan dari kebudayaan Kristen-Romawi seperti Valentine, Natal, Paskah, Halloween, dan lain-lain. Kebudayaan barat dibangun dengan semangat Yunani dengan Filsafat sebagai “teologi”, demokrasi sebagai sistem politik, protestan sebagai keyakinan tanpa ibadah (deisme), sekulerisme sebagai alat potong dan pelumpuhan intervensi dari pihak manapun, homoseks dan banalitas-seksual sebagai antitesa pengakuan dosa dan represi seksual Katolik.
Proses pengambilan unsur-unsur tersebut oleh kebudayaan Barat, dilakukan secara asimilatif. Unsur-unsur tersebut diambil secara mentah-mentah dan kemudian dicampur dalam sebuah kondisi yang saling bertolak belakang. Kebudayaan Barat lahir bukan dari prinsip yang utuh dan meliputi, akan tetapi bersifat parsial dan karena tidak dapat dihubungkan atau bertentangan, maka terjadi isolasi (yang akan lebih lanjut diuraikan) atau peperangan (seperti sudah diuraikan di atas).
Sungguh malang, namun hal itu benar-benar terjadi dan ternyata menular kepada kebudayaan lain. Penyakit tersebut diderita pula oleh kebudayaan lain dan akhirnya berusaha mengadaptasi cara Barat dalam menjalani kebudayaannya. Terlihat dengan menggunakan periodisasi sejarah seperti Barat. Periodisasi dikenal dengan pembagian Klasik, Abad Pertengahan, Renaisans, Modern, dan Posmodern. Para peng-asimilasi kebudayaan Barat kemudian mencoba men-sekuler-kan dan me-liberal-kan kebudayaan mereka seperti yang dilakukan kebudayaan Barat untuk mencapai kejayaan dan kemajuan yang dicapai Barat. Akhirnya banyak kebudayaan yang menjadi “Barat” (westernisasi), mulai dari pandangan ontologis hingga etis, beserta prakteknya..
Sebenarnya, masyarakat Barat mulai sadar dengan kondisi yang demikian sakit – meski disayangkan para peng-asimilasi kebudayaan Barat nampaknya belum sadar. Namun, mereka tidak dapat melihat secara jelas akar permasalahannya. Masyarakat Barat banyak yang melarikan diri ke dalam spiritualitas, dunia mistis, kehidupan banal, menikmat seks yang memuakkan, menikmati musik yang mebuat histeris, dan lain-lain hingga akhirnya bunuh-diri, menjadi fenomena yang wajar dan tidak berusaha untuk diubah. Semua hal tersebut adalah wajar karena kebebasan adalah segalanya. Tradisi haruslah sesuatu yang rasional dan menjunjung kebebasan dan Hak Asasi Manusia. Lewat argumentasi ini, individu-Barat menjadi pragmatis, eklektis, dan split-many-personality.
Meskipun muncul kesadaran tentang ke-akut-an penyakit mereka, pengeliminiran ini masih terus terjadi dan entah kapan akan berakhir.

Adanya usaha untuk mengisolasi unsur kebudayaan yang satu dari unsur kebudayaan yang lain.
Mengisolasi unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain, sebenarnya merupakan konsekuensi dari eklektis-kontradiktifnya kebudayaan Barat – karena unsur-unsur kebudayaannya tidak berhubungan bahkan bertentangan satu sama lain. Usaha untuk mengisolasi ini adalah sebuah hal yang sudah kita ketahui, lewat ungkapan-ungkapan, seperti seni untuk seni (seni murni), sains untuk sains, politik untuk politik, ekonomi untuk ekonomi, dan hukum untuk hukum.
Jika ditelusuri, penyebab kondisi tersebut adalah sekularisme – selain yang sudah disebutkan di atas. Sekularisme, pada awalnya, menyerang agama Kristen yang berkelindan dengan negara. Sekularisme menghendaki agar gereja atau urusan keyakinan dipisahkan dari negara. Pemisahan ini, ternyata semakin meluas dan menjangkiti unsur-unsur kebudayaan Barat yang lain. Semua unsur tersebut, secara implisit mengatakan bahwa mereka memiliki wilayahnya masing-masing yang otonom dan terpisah dari yang lainnya. Keter-pisahan ini membuat diri individu-Barat juga menjadi split-many-personality­­. Mereka menjadi sedemikian banyak pribadi yang berbeda dalam dunia yang sebenarnya hanya satu. Pribadi-banyak yang dimaksud adalah pribadi yang menghidupi prinsip-prinsip yang bertentangan di dalam unsur-unsur kebudayaannya. Hal ini membuat seseorang yang hidup seperti demikian, akan memiliki dua prinsip yang berbeda-bertentangan dalam satu unsur kebudayaan, seperti menjadi teis (formal) sekaligus ateis (praktek, dalam sekularisme), dan ketika berpindah menghidupi unsur kebudayaan lain.
Read More

KEBUDAYAAN LOKAL

jawa barat yang terkenal dengan budaya sunda, budaya sunda terasa kental sekali melekat pada masyarakat jawa barat mulaia dari bahasa yang unik , tarian jaipongnya yang sudah terkenal dan wayang goleknya yang juga unik dan mengagumkan, yang tidak kalah mengagumkan adalah angklung ini adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang menghasilkan suara khas yang tiada duanya, ini adalah ciri khas jawa barat berikut beberapa foto dari budaya jawa barat

angklung

angklung

tari jaipong

tari jaipong


wayang golek

wayang golek

Read More

PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA

Setelah perang dunia berakhir ditahun 1945, penduduk dunia terus berkembang dengan pesat. Berbagai penyakit, peperangan yang muncul sesudah PD 2, bencana alam dan program KB yang dicanangkan dibeberapa Negara tidak mampu menahan laju pertumbuhan penduduk dunia. Menurut situs GeoHive pada tahun 1950 jumlah penduduk dunia kurang lebih 2,5 milyar jiwa. Tahun 2008 ini telah mencapai 6,7 milyar jiwa dan diperkirakan tahun 2012 nanti akan menembus angka 7 milyar jiwa. Menurut perkiraan GeoHive tahun 2050 nanti penduduk dunia akan mencapai 9,5 milyar jiwa.

Populasi penduduk dunia pada tahun 1950 dan tahun 2008 menurut situs GeoHive adalah seperti pada tabel dibawah ini

China

562,579,779

USA

152,271,000

Russia

101,936,816

Japan

83,805,000

World

2,555,948,654

Populasi tahun 1950

1. China

1,333,207,572

2. India

1,154,845,005

3. USA

304,838,948

4. Indonesia

238,567,492

5. Brazil

197,254,181

World

6,736,383,012

Populasi tahun 2008

Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 sesudah USA, populasi terbanyak berada didaratan China. Dari 6,7 Milyard penduduk dunia dewasa ini berapa persenkah yang ber-Iman dan yakin pada Allah dan kehidupan akhirat? Dari 5 besar Negara yang populasi penduduknya terbanyak diatas, mayoritas penduduknya adalah non Muslim, Hanya Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim.

Dewasa ini paham materialis yang sangat mendewa dewakan kehidupan dunia masih sangat dominan. Bahkan beberapa Negara besar didunia cenderung menganut paham sekular yang memisahkan kehidupan bernegara dengan agama. Dengan seringnya terjadi kericuhan, keributan antara umat beragama baik antara sesama pemeluk agama tertentu maupun antara umat lain agama didunia ini maka paham sekular semakin mendapat tempat di negara negara barat.

Mari kita renungkan kembali berapa persenkah dari 6,7 Milyard penduduk dunia dewasa ini yang yakin dan ber-Iman pada Allah dan kehidupan Akhirat?? Pada kenyataannya memang sebagian besar manusia dibumi ini tidak percaya dan yakin kepada Allah dan kehidupan akhirat. Sebagian besar penduduk bumi ini sangat asyik dengan kehidupan dunia, mereka mengagung-agungkan materi, kekayaan dan kemewahan hidup. Mereka lupa dan enggan untuk ingat pada Allah dan kehidupan akhirat. Mereka menganggap ajaran agama hanya menghambat kemajuan dan kesenangan mereka. Mengapa demikian?? Hal itu memang telah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Kita tidak perlu sedih dan heran karenanya, yang utama adalah jaga diri dan keluarga dari paham yang sesat yang tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah. Perhatikan firman Allah dalam beberapa ayat Qur’an dibawah ini:
Read More

PERTUMBUHAN PENDUDUK LOKAL

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Kota Bogor yang tersebar di enam kecamatan, mengalami laju pertumbuhan sebesar 2,39 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir seperti dilansir Antara.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor Syaiful Anwar dalam penjelasan tertulis Minggu (26/9) menjelaskan, hasil Sensus Penduduk 2010 I mencatat jumlah penduduk di Kota I Bogor mencapai 949.066 jiwa, terdi- I ri atas 484.648 laki-laki dan 464.418-- perempuan. Kecamatan Tanah

Sareal mengalami laju pertumbuhan penduduk tertinggi dibanding kecamatan lainnya, yakni mencapai 3,43 persen.

Sensus penduduk 2010 juga menunjukkan penyebaran atau distribusi penduduk Kota Bogor terbesar adalah di Kecamatan Bogor Barat, yaitu berjumlah 210.450 jiwa atau 22,17 persen dari total penduduk di Kota Bogor. Dengan luas wilayah kota Bogor sekitar 111,73 kilometer persegi yang didiami oleh 949.066 orang itu, kata dia, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Bogor sebanyak 8.494 orang per kilometer persegi.

Menurut dia, kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah di Kecamatan Bogor Tengah, yakni sebanyak 12.791 orang per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Bogor Selatan, yaitu sebanyak 5.880 orang per kilometer persegi. ,la mengatakan, kecenderungan jumlah penduduk Kota Bogor terus bertambah dari waktu ke waktu. Tahun 1961,saat sensus penduduk pertama kali diselenggarakan, jumlah penduduk Kota Bogor mencapai 154,1 ribu jiwa. Namun angka tersebut terus naik, dan sempat terjadi lonjakan penduduk pada tahun 1990-2000 ketika wilayah Kota Bogor bertambah 46 kelurahan dari Kabupaten Bogor berdasarkan PP Nomor 2/1995.


Read More